Harga Bitcoin Naik Stabil Meski Volume Perdagangan Menurun, Ada Tanda Akumulasi Besar-besaran

gadget.fin.co.id - 13/06/2025, 10:59 WIB

Harga Bitcoin Naik Stabil Meski Volume Perdagangan Menurun, Ada Tanda Akumulasi Besar-besaran

Harga Bitcoin Naik Stabil Meski Volume Perdagangan

fin.co.id - Harga Bitcoin (BTC) terus merangkak naik secara stabil, meskipun volume perdagangan sedang berada di titik terendah sejak awal siklus 2023–2026. Aktivitas investor ritel mulai melambat dan funding rate (sinyal sentimen pasar derivatif) sempat masuk ke wilayah negatif—situasi yang biasanya jarang terjadi saat harga mendekati rekor tertinggi.

Namun di balik tenangnya pergerakan pasar, data on-chain mengungkap cerita yang berbeda: fase akumulasi besar-besaran sedang berlangsung secara diam-diam. Di permukaan, harga terlihat datar, tetapi pasokan Bitcoin mulai menipis. Dalam kondisi seperti ini, sedikit saja tekanan beli bisa mendorong harga melonjak signifikan.

Menurut laporan dari Cointelegraph, salah satu indikator utama adalah turunnya jumlah Bitcoin yang tersimpan di bursa kripto. Sejak awal 2025, saldo BTC di bursa turun hingga 14%, hanya tersisa sekitar 2,5 juta BTC—jumlah terendah sejak Agustus 2022.

Investor Jangka Panjang Sedang Masuk

Penurunan jumlah BTC di bursa biasanya menunjukkan bahwa investor lebih memilih menyimpan koinnya di cold wallet (penyimpanan pribadi), bukan untuk dijual. Ini adalah sinyal bahwa banyak investor jangka panjang sedang mengakumulasi, bukan melepas asetnya.

Advertisement

Hal serupa juga terjadi di pasar over-the-counter (OTC), yaitu tempat institusi besar biasa bertransaksi. Stok cadangan BTC di OTC juga tercatat menyusut drastis. Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa alamat dompet OTC yang terkait dengan penambang telah kehilangan 19% saldo sejak Januari—sekarang hanya menyimpan sekitar 134.252 BTC, titik terendah sepanjang sejarah.

Tanda-Tanda Lonjakan Harga Besar?

Biasanya, funding rate yang negatif menjadi sinyal tekanan jual dari trader yang membuka posisi short (bertaruh harga akan turun). Tapi kali ini berbeda. Harga Bitcoin justru naik saat funding rate negatif—yang berarti pasar spot sedang menyerap tekanan jual dari trader short. Ini mengindikasikan bahwa permintaan nyata sedang masuk, bukan hanya spekulasi.

Fenomena ini sudah terjadi tiga kali dalam siklus pasar ini dan selalu diikuti oleh kenaikan harga besar. Kasus keempat muncul awal Juni 2025, ketika BTC naik dari US$104.000 ke US$110.000, meskipun funding rate sempat negatif.

Jika tekanan dari posisi short terus berlanjut dan banyak yang terpaksa menutup posisinya karena kerugian, lonjakan harga Bitcoin bisa terjadi secara eksplosif dalam waktu dekat.

Ari Nur Cahyo
Penulis